Blog

Penerjemahan, tips

Lima Tips untuk Meningkatkan Produktivitas Penerjemahan

Pada umumnya penerjemah dibayar berdasarkan jumlah huruf, kata, atau halaman yang diterjemahkannya. Semakin banyak yang diterjemahkan, semakin besar pula penghasilannya. Produktivitas penerjemah dapat diukur dari banyaknya teks sumber yang diterjemahkan dalam satu hari. Tulisan ini akan berbagi mengenai tips untuk meningkatkan produktivitas penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Jepang.

1. Meningkatkan kemampuan membaca bahasa Jepang

Tugas penerjemah dimulai dari membaca teks sumber. Penerjemah bahasa yang menggunakan huruf latin tidak akan memiliki kendala untuk membaca teks sumber. Namun, bagi penerjemah bahasa Jepang, “PR besar” justru dimulai pada tahap ini. Ibarat iklan sosial zaman dahulu, tidak sedikit penerjemah yang “membaca saja aku sulit”. Ini sebenarnya bukan hal yang aneh karena penutur aslinya pun ada yang mengalami hal yang sama.

Ketika menemukan huruf kanji yang tidak dapat dibaca, biasanya penerjemah akan mencari tahu cara bacanya dengan membuka kamus atau mencarinya di internet. Bukan masalah besar jika teks sumbernya adalah Word atau Excel yang dapat disalin-rekat. Namun, jika teks sumbernya adalah tulisan tangan atau hasil pindai yang tidak dapat disalin, butuh waktu ekstra untuk dapat menemukan cara bacanya. Proses mencari cara bacanya ini tentu akan mengganggu produktivitas penerjemahan.

Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan sering-sering membaca. Bahan bacaannya tidak harus berupa bacaan yang berat. Cukup dimulai dari bacaan yang ringan seperti tulisan di media sosial. Minat baca akan meningkat jika topik bacaannya adalah sesuatu yang disukai.

Dengan sering membaca, frekuensi untuk “bertemu” huruf kanji akan meningkat. Dalam topik yang sama, biasanya akan sering muncul huruf kanji yang sama sehingga secara alami akan terbiasa dengan huruf-huruf tersebut. Jika sudah lancar membaca, waktu untuk mencari tahu cara baca akan berkurang sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada proses penerjemahan.

2. Meningkatkan kemampuan mengetik

Setelah lancar membaca, penerjemah dapat meningkatkan produktivitasnya dengan cara mengetik cepat. Tentunya dengan syarat kemampuan menerjemahkannya juga secepat mengetiknya. Idealnya adalah selesai membaca, jari tangan sudah langsung mengetik bersamaan dengan proses penerjemahan di dalam otak.

Pada zaman masih menggunakan mesin ketik, ada banyak tempat kursus yang menyediakan kursus mengetik 10 jari. Sesuai namanya, kegiatan mengetik dilakukan dengan menggunakan seluruh jari sehingga dapat dilakukan dengan cepat. Kebutuhan untuk mengetik cepat menggunakan 10 jari masih ada walaupun zaman sudah berubah menggunakan komputer. Namun, saat ini mungkin sudah tidak ada tempat kursus yang menyediakan kursus mengetik 10 jari.

Beruntunglah karena sudah ada internet. Walaupun bukan kursus, setidaknya ada situs-situs web yang menyediakan simulasi latihan untuk mengetik cepat. Bagi yang hendak latihan mengetik cepat dalam bahasa Indonesia, silakan untuk mencobanya di situs web ini: https://10fastfingers.com/typing-test/indonesian

3. Menguasai tombol cepat di papan ketik

Atlet e-sport yang jago biasanya sangat menguasi tombol cepat di papan ketik. Tujuannya adalah untuk mengurangi waktu menggeser tangan ke mouse. Kalau mengikuti prinsip tujuh hal sia-sia (nanatsu no muda) yang umum diterapkan di manufaktur Jepang, menggeser tangan dari papak ketik ke mouse dapat dikategorikan sebagai sia-sia dalam gerakan (dousa no muda) dan sia-sia dalam perpindahan (idou no muda).

Mengikuti prinsip kaizen, kesia-siaan tersebut harus dihilangkan. Caranya adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi mouse menggunakan papan ketik. Misalnya, jika selama ini memblok tulisan dilakukan dengan cara menahan tombol kanan pada mouse, mulailah diganti dengan cara menahan tombol Shift sambil menekan arah panah sesuai area yang ingin diblok.

Salah satu tombol cepat favorit saya adalah Alt+Tab. Fungsinya adalah untuk berganti layar dengan cepat sehingga tidak perlu menggerakkan mouse setiap kali beralih antara Word dengan peramban internet. Untuk daftar tombol cepat lainnya dapat dilihat di sini: https://tekno.kompas.com/read/2015/09/01/09550827/Daftar.Lengkap.Jalan.Pintas.untuk.Windows.10

4. Menggunakan CAT Tool

Jika ketiga hal di atas telah dikuasai dan merasa sudah tidak dapat meningkatkan produktivitas lagi, mungkin sudah saatnya untuk menggunakan CAT tool. Bagi yang masih asing, CAT tool adalah sebuah perangkat lunak untuk membantu proses penerjemahan. Referensi sederhananya dapat dilihat di sini: https://id.wikipedia.org/wiki/Penerjemahan_berbantuan_komputer

Konon, penerjemah yang menggunakan CAT tool dapat meningkatkan produktivitasnya sampai dengan 40%. Penguasaan tombol cepat juga sangat berguna untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat lunak ini.

5. Menggunakan dua layar atau lebih

Dua layar lebih baik daripada satu layar. Dengan adanya layar kedua, penerjemah dapat secara bersamaan menatap layar kerja dan layar referensi. Layar kedua yang dihubungkan ke komputer dapat berupa layar monitor, TV, atau tablet.

Bagi yang suka bekerja sambil nongkrong di kafe, aplikasi Duet Display di tablet dapat mengubah iPad atau tablet Andoid menjadi layar kedua dari laptop. Informasi lebih lanjut mengenai Duet Display dapat dilihat di sini: https://www.duetdisplay.com/

Semoga tips-tips yang telah disebutkan di atas bermanfaat.

Penerjemah, Penerjemahan

Referensi Tentang Indonesia Dalam Bahasa Jepang

Idealnya penerjemah dan juru bahasa melakukan penerjemahan secara satu arah ke bahasa ibu. Untuk kasus orang Indonesia, bahasa ibunya adalah bahasa Indonesia. Namun, bukan berarti orang Indonesia tidak boleh menerjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Tantangannya terletak pada kealamian hasil terjemahan. Dalam tulisan ini, saya mencoba berbagi mengenai referensi tentang Indonesia yang ditulis dalam bahasa Jepang.

  1. Situs web Kedutaan Besar Jepang di Indonesia

Situs web Kedubes Jepang dapat menjadi salah satu referensi mengenai Indonesia karena situs ini secara rutin memberi pengumuman bagi warga Jepang yang tinggal di Indonesia. Istilah-istilah dalam bahasa Indonesia pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sehingga penerjemah dapat langsung menggunakannya.

Pengumuman dari Kedubes Jepang dapat dilihat di: https://www.id.emb-japan.go.jp/jakarta.html

2. Situs berita

Ada dua situs berita yang dapat dijadikan referensi, yaitu Jakarta Shimbun dan NNA. Pada dasarnya, untuk dapat membaca seluruh berita di kedua situs web tersebut adalah berbayar. Namun, keduanya menyediakan juga artikel yang dapat dibaca gratis. Setidaknya, judul beritanya masih dapat dilihat secara gratis sehingga masih dapat digunakan sebagai referensi.

Situs web Jakarta Shimbun: https://www.jakartashimbun.com

Situs web NNA: https://www.nna.jp/news/list?country=idr

3. Situs web JETRO

Dalam situs ini terdapat banyak informasi mengenai Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan ekonomi dan perdagangan.

Situs web JETRO mengenai Indonesia: https://www.jetro.go.jp/world/asia/idn/

Demikian beberapa referensi yang dapat digunakan dalam penerjemahan ke bahasa Jepang. Semoga bermanfaat.

Penerjemah

Pekerjaan Administratif: Pekerjaan yang Jangan Sampai Dilupakan oleh Penerjemah

Bekerja sebagai penerjemah memerlukan kemampuan untuk menerjemahkan. Kemampuan itu meliputi kemampuan bahasa asing dan bahasa ibu. Seperti halnya pekerja profesional lain, penerjemah juga cenderung fokus untuk mengasah keterampilan teknisnya. Padahal, umumnya penerjemah bekerja secara mandiri yang artinya tidak memiliki staf atau anak buah.

Penerjemah adalah seorang wirausahawan juga. Oleh karena itu, penerjemah juga perlu mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif agar usahanya dapat berkembang dan berjalan dengan lancar. Dalam tulisan ini, saya mencoba untuk membahas mengenai beberapa pekerjaan administratif yang perlu dilakukan oleh penerjemah.

Membuat Faktur (Invoicing)

Di antara banyak pekerjaan administratif, saya inilah pekerjaan yang paling penting. Dengan menerbitkan faktur, berarti akan ada pemasukan. Faktur biasanya diterbitkan setelah pekerjaan selesai. Sangat jarang ada klien yang mau menggunakan sistem uang muka, apalagi jika klien adalah agensi penerjemahan.

Setiap klien memiliki tenggat pembayaran yang berbeda. Mulai dari yang satu minggu setelah menerima faktur hingga 60 hari setelah tanggal terakhir dari bulan terbitnya faktur. Oleh karena itu, penting juga untuk membuat jadwal uang masuk agar mengetahui berapa pendapatan yang akan diterima setiap bulannya. Dengan begitu, diharapkan penerjemah dapat mengontrol keuangannya dengan baik.

Melayani Pelanggan

Penerjemah hanya dapat bekerja jika memiliki klien. Oleh karena itu, melayani pelanggan adalah pekerjaan yang tidak boleh diabaikan. Jarang sekali ada pelanggan baru yang langsung memberikan pekerjaan. Umumnya mereka akan memulai dengan bertanya mengenai jasa yang diberikan, biaya, dan durasi pekerjaan. Jika cocok, barulah mereka akan memberikan pekerjaan.

Selain hasil pekerjaan, respons yang baik terhadap pelanggan juga menjadi salah satu faktor kepuasan pelanggan. Usahakan untuk menjawab pertanyaan pelanggan sejelas mungkin. Tidak jarang pelanggan memiliki permintaan khusus yang di luar lingkup pekerjaan penerjemah seperti merapikan tata letak dokumen. Sampaikan jika terdapat biaya tambahan untuk hal tersebut atau berikan alasan yang jelas jika hendak menolak permintaan khusus tersebut.

Membuat Jadwal

Berbeda dengan juru bahasa yang terikat oleh tempat dan waktu, penerjemah dapat menerima pekerjaan sebanyak apa pun. Hal yang harus diperhatikan tentunya tenggat penyerahan hasil terjemahan.

Agar tidak lupa, sebaiknya mencatat tenggat masing-masing di kalender. Saya biasa mencatat jadwal secara manual dan digital. Jadwal manual saya catat dengan menempelkan post it yang berisi nama proyek dan tenggat di kalender dinding. Sedangkan jadwal digital saya buat di aplikasi kalender yang berada di komputer dan disinkronisasikan dengan semua perangkat yang saya miliki seperti ponsel dan tablet.

Menulis Materi Blog dan Media Sosial

Pekerjaan ini mungkin sifatnya opsional. Namun, seperti yang telah ditulis di awal, penerjemah adalah wirausahawan juga. Membuat blog dan media sosial dapat menjadi sarana promosi untuk mendapatkan klien baru. Blog dan media sosial yang sudah dibuat tentunya tidak boleh dibiarkan kosong agar dapat terus eksis di dunia maya.

Pekerjaan ini cukup menyita waktu karena harus memikirkan ide mengenai materi yang akan dibuat. Di sisi lain, menulis materi blog dan media sosial dapat meningkatkan kemampuan untuk mengetik cepat, merangkai kalimat, dan berpikir logis yang pada akhirnya turut mendukung kemampuan untuk menerjemah.

Itulah beberapa pekerjaan administratif yang perlu dilakukan oleh penerjemah. Di perusahaan, bagian yang mengurusi administrasi bertugas untuk menopang kegiatan utama perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan di atas juga pada prinsipnya menopang pekerjaan sebagai penerjemah agar usahanya terus berkembang. Bedanya, penerjemah melakukan semua pekerjaan administratif tersebut sendirian, kecuali mau merekrut staf khusus.

Semoga tulisan ini bermanfaat ^^

Penerjemah, tips

Persyaratan Menjadi Penerjemah Bahasa Jepang-Indonesia

Memiliki kemampuan bahasa Jepang dapat dimanfaatkan menjadi penghasilan. Salah satu pilihannya adalah menjadi seorang penerjemah. Namun, bisa bahasa Jepang saja tidak cukup untuk menjadi penerjemah. Tulisan ini akan membahas mengenai tiga syarat utama untuk menjadi penerjemah bahasa Jepang.

1. Memiliki kemampuan bahasa Indonesia

Idealnya, penerjemah hanya melakukan penerjemahan secara satu arah, yaitu menerjemahkan ke dalam bahasa ibu. Artinya, jika penerjemahnya adalah orang Indonesia, idealnya penerjemahan hanya dilakukan ke dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, seorang penerjemah bahasa Jepang-Indonesia wajib untuk menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Penguasaan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada jumlah kosakata yang dikuasai, tetapi juga pengetahuan mengenai tata bahasa Indonesia.

Dua sumber utama untuk mempelajarinya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Keduanya telah tersedia secara daring sehingga mudah untuk dicari.

Tingkat kemampuan bahasa Indonesia juga dapat diukur dengan mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI). Memiliki sertifikat UKBI dapat menjadi nilai tambah bagi seorang penerjemah karena dapat menjadi tolak ukur yang objektif, khususnya bagi calon klien yang tidak dapat berbahasa Indonesia.

2. Memiliki kemampuan bahasa Jepang

Tingkat kemampuan bahasa Jepang yang ideal adalah setara dengan N1 dalam Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Namun, bukan berarti jika kemampuannya di bawah itu tidak dapat menjadi penerjemah.

Sama seperti halnya UKBI, JLPT adalah instrumen untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang. JLPT bisa menjadi tolak ukur calon klien untuk menilai kemampuan bahasa Jepang seorang penerjemah.

Semakin tinggi levelnya, maka semakin baik penguasaan bahasa Jepangnya. Hal itu berarti jumlah kosakata yang dikuasainya banyak, huruf kanji yang dapat dibacanya banyak, dan tata bahasa yang dikuasainya juga bersifat kompleks.  Memiliki level JLPT yang tinggi akan membantu penerjemah untuk cepat membaca teks sumber karena tidak perlu setiap saat mencari tahu cara bacanya di kamus atau internet.

3. Memiliki kemampuan menerjemahkan

Ini adalah kemampuan yang paling penting untuk dimiliki, yaitu kemampuan untuk menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Menerjemahkan tidak sama dengan sekadar mengganti kata-kata dalam bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Hal yang penting dalam penerjemahan adalah menyampaikan kembali pesan dalam bahasa Jepang dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Contoh sederhananya dapat dilihat dalam frasa 「お元気ですか」– Ogenki desuka. Setiap pembelajar bahasa Jepang pasti mengenal frasa tersebut. Jika hanya mengganti frasa tersebut ke dalam bahasa Indonesia, hasilnya pasti akan menjadi “Apakah sehat”.

Alasannya adalah karena 「元気」berarti “sehat” dan 「ですか」adalah kata tanya yang berarti “apa”. Padahal, pesan dalam frasa 「お元気ですか」adalah ingin mengetahui kabar dari lawan bicaranya. Dalam bahasa Indonesia, frasa yang sepadan dengannya adalah “Apa kabar?”

Kemampuan mencari padanan inilah yang disebut sebagai kemampuan menerjemahkan. Kemampuan ini baru dapat dimiliki jika telah menguasai dengan baik dua kemampuan yang telah disebutkan di atas. Kemampuan untuk menerjemahkan juga dapat diukur secara objektif. Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) telah menyelenggarakan Tes Sertifikasi Nasional (TSN) untuk pasangan bahasa Jepang-Indonesia sejak tahun 2019.

Demikian penjelasan mengenai persyaratan menjadi penerjemah bahasa Jepang-Indonesia. Jika merasa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, tidak ada salahnya untuk mencoba berkarier sebagai penerjemah. Cara-cara untuk mempromosikan diri sebagai penerjemah dapat membaca tulisan mengenai mempromosikan diri sebagai penerjemah aktif dan pasif. Selamat mencoba!

Interpreter, Penerjemah

Kepuasan Penerjemah, Bukan Berarti Kepuasan Pelanggan

Pada masa-masa awal menjadi juru bahasa (jurbah), saya pernah bekerja di sebuah pabrik komponen otomotif. Saya berusaha untuk menghafal istilah-istilah di pabrik tersebut karena sama sekali berbeda dengan latar belakang pendidikan saya.

Dalam suatu meeting, saya sangat senang karena dapat menerjemahkan semua dengan lancar. Ya, saya ingat semua istilahnya! Namun, saya perhatikan raut muka orang-orang tampak tidak puas. Padahal materi yang disampaikan bukanlah keluhan, melainkan berbagi informasi saja.

Sampai pada akhirnya, salah seorang memotong terjemahan saya dan berkata, “Maaf, bisa tolong sampaikan dengan lebih jelas? Saya dari tadi mendengar istilah yang asing semua. Coba diterjemahkan pakai bahasa yang biasa dipakai di sini.”

Beberapa tahun kemudian, saya menjadi penerjemah lepas komik. Saya berusaha menerjemahkan sebaik-baiknya agar sesuai dengan aslinya. Saya pun puas ketika berhasil menerjemahkan suatu istilah budaya Jepang ke dalam bahasa Jepang.

Setelah komik tersebut terbit, adik saya berkomentar, “Kalau yang baca pernah ke Jepang, mungkin bisa mengerti maksudnya. Kalau orang Indonesia pada umumnya pasti bingung dengan terjemahan ini.”

Ketika melanjutkan S2 dan mengikuti mata kuliah penerjemahan, almarhum Prof. Benny Hoed menjelaskan bahwa penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang berterima, bukan penerjemahan yang benar. Sekali pun hasil terjemahan benar sesuai dengan teks sumber, jika pembaca tidak memahaminya, hasil terjemahan itu tetap akan dinilai buruk oleh pembaca.

Itulah yang terjadi pada saya sebelumnya. Kedua pengalaman pribadi di atas adalah cerita tentang kepuasan saya karena telah menerjemahkan dengan benar. Saya hanya memikirkan diri saya dan sudah puas sebagai penerjemah karena berhasil menerjemahkannya. Sama seperti seorang mahasiswa yang berhasil menjawab soal ujian yang sulit. Saya tidak memikirkan bahwa ada orang yang akan membaca atau mendengarkan hasil terjemahan saya.

Proses penerjemahan bukan berakhir di tangan penerjemah atau jurbah, melainkan di tangan pembaca atau pendengarnya. Penerjemahan adalah sebuah jasa. Jika dilakukan dengan imbalan uang, berarti jasa tersebut adalah sebuah bisnis jasa profesional yang memiliki pelanggan. Agar bisnis dapat terus bertahan, pelaku bisnis harus memperhatikan kepuasan pelanggannya.

Dalam konteks jasa penerjemahan, kepuasan pelanggan dapat diukur dari keberterimaan hasil terjemahan. Pada contoh pengalaman saya yang pertama, saya berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal istilah-istilah yang digunakan di pabrik tersebut kebanyakan menggunakan bahasa Inggris dan Jepang. Pada contoh pengalaman yang kedua, saya berusaha untuk tidak mengubah istilah khas Jepang-nya. Padahal kebudayaan tersebut sangat asing di Indonesia.

Penerjemah atau jurbah harus mengetahui siapa pembaca atau pendengarnya. Dengan begitu, penerjemah atau jurbah dapat mencari strategi yang tepat agar hasil terjemahannya berterima. Bisa jadi dalam prosesnya membutuhkan upaya ekstra yang menguras waktu, tenaga, dan biaya. Namun, sekali lagi, semua itu adalah demi kepuasan pelanggan.

Penerjemah

Sepuluh Tahun Menjadi Penerjemah Komik!

Tahun 2020 ini, tidak terasa saya sudah menjadi penerjemah komik selama sepuluh tahun. Ada lebih dari 25 judul dengan lebih dari 150 volume yang sudah saya terjemahkan. Saya bersyukur masih terus dipercaya untuk tetap menerjemahkan komik-komik Jepang.

Awal mula mendapat pekerjaan ini dimulai dari ketidaksengajaan. Ketika itu, saya sedang berkunjung ke bazar buku di Jakarta yang diselenggarakan oleh Grup Kompas Gramedia untuk mencari novel. Saat sedang berkeliling, saya melihat ada banner yang memuat tentang lowongan pekerjaan di Kompas Gramedia. Ternyata, pada saat itu mereka mengadakan walk-in-interview juga.

Salah satu lowongan yang dibuka adalah editor komik. Saya sempat ragu untuk mencoba melamar. Alasan pertama adalah karena saya tidak membawa persyaratan seperti surat lamaran, pasfoto, dan sebagainya. Ya, tentu saja, karena niat saya memang mau membeli novel. Alasan kedua adalah karena ketika itu saya sudah bekerja di sebuah perusahaan Jepang. Saat itu tidak memiliki alasan khusus untuk pindah kerja.

Namun, melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan komik! Bukankah itu adalah pekerjaan impian!? Akhirnya, saya putuskan mencoba melamarnya. Saya langsung pulang ke Bogor untuk mencetak surat lamaran, pasfoto, dan menyiapkan persyaratan-persyaratan lainnya. Setelah itu, saya langsung pergi lagi ke arena bazar buku untuk mengikuti wawancara.

Wawancaranya singkat saja karena sifatnya walk-in-interview. Saya lulus sampai wawancara berikutnya di kantor Elex. Di akhir sesi, saya bertanya apakah mereka membuka lowongan untuk penerjemah komik juga dan kebetulan mereka sedang mencari. Sungguh suatu keberuntungan!

Singkat cerita, saya batal melamar menjadi editor dan memilih untuk melamar menjadi penerjemah komik lepas. Kemudian, saya mengikuti tes menerjemahkan komik di hari yang berbeda. Kurang lebih satu minggu kemudian, saya diberi tahu bahwa saya lulus tes dan resmi diterima sebagai penerjemah komik lepas.

Komik pertama yang saya terjemahkan berjudul Revolution No.3. Hanya satu volume, yaitu volume 3. Secara perlahan, jumlah judul yang saya terjemahkan semakin bertambah. Awalnya saya menerjemahkan sekitar 1-2 volume per bulan. Rekor terbanyak, saya pernah menerjemahkan sampai 7 volume per bulan.

Komik paling sulit yang pernah saya terjemahkan adalah Hikayat Genji atau judul aslinya Asakiyumemishi. Komik ini merupakan adaptasi dari novel tertua di dunia, yaitu Genji Monogatari. Kesulitannya adalah karena harus menerjemahkan waka atau puisi kuno yang ditulis dalam bahasa Jepang kuno.

Ketika itu editornya mengatakan tidak ada yang mau menerjemahkan komik tersebut karena bahasanya terlalu sulit. Saya sendiri awalnya enggan untuk menerimanya, tetapi saya pikir ini adalah kesempatan untuk mencoba yang orang lain tidak mau. Pada akhirnya, saya senang karena berhasil menerjemahkan komiknya sampai tamat walaupun ada ketidakpuasan karena merasa belum berhasil menerjemahkan waka yang muncul dengan baik.

Komik yang paling saya sukai adalah Bambino! dan Black Swindler karena saya memang membaca kedua komik tersebut. Saya sangat senang ketika ditawari untuk menerjemahkannya. Kedua komik ini pun sudah tamat.

Saat ini masih ada beberapa judul komik aktif yang saya terjemahkan. Salah satunya adalah Ajin. Di antara komik-komik yang pernah saya terjemahkan, mungkin ini adalah judul yang paling terkenal. Selain itu, ada juga A Meal Makes Her Forget. Komik ini bergenre kuliner yang selalu membuat saya berliur ketika menerjemahkannya.

Harapan saya ke depannya adalah bisa menerjemahkan juga komik Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Beberapa waktu yang lalu, saya membaca rubrik Sosok di Kompas tentang Andik Prayogo, pendiri re:ON Comics. Andik bercerita bahwa saat ini sudah ada beberapa komik Indonesia yang go internasional dan salah satunya terbit di Jepang. Semoga ke depannya pun akan ada semakin banyak komik Indonesia dan semoga saya bisa terlibat juga dalam penerjemahannya.

Penerjemahan

Jangan Terlalu Setia Dengan Teks Sumber

Dalam penerjemahan, ada metode yang namanya metode penerjemahan setia. Metode tersebut akan menghasilkan penerjemahan yang bermakna kontekstual, tetapi struktur kalimat dan teksnya masih dibatasi oleh tata bahasa sumber.

Hasilnya, kadang-kadang terjemahan masih terlihat kaku walaupun maknanya telah diterjemahkan dengan baik. Terlepas dari struktur kalimatnya, cukup sering terjadi ‘kesetiaan’ yang berlebihan dalam penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Kesetiaan tersebut ditunjukkan dengan sama sekali tidak mengganti teks yang tertulis dalam bahasa Jepang. Umumnya kesetiaan tersebut dapat terlihat pada penulisan tanda baca.

Berikut ini adalah tiga ‘kesetiaan’ berlebihan yang sering ditemui dalam penerjemahan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.

1. Setia dengan tanda kutip Jepang (「 」)

Tanda kutip Jepang memiliki beberapa fungsi. Ada fungsi yang sama seperti fungsi tanda petik (“ “) dalam bahasa Indonesia, yaitu untuk mengapit petikan langsung, mengapit judul, dan mengapit istilah khusus. Oleh karena itu, tanda kutip Jepang pada dasarnya dapat diganti dengan tanda petik.

Namun, tergantungnya dari konteksnya, tanda kutip Jepang dapat juga dihilangkan pada saat diterjemahkan. Sebagai gantinya, padanan untuk kata-kata yang terdapat dalam tanda kutip Jepang dapat ditulis dengan huruf cetak miring atau huruf kapital pada setiap awal katanya.

2. Setia dengan tanda titik di tengah (・)

Tanda titik di tengah memiliki makna kata ‘dan’ dan ‘atau’. Konon orang Jepang sendiri juga sering tidak tahu persis makna mana yang dirujuk, tetapi biasanya lebih sering berfungsi sebagai kata ‘dan’. Ketika menerjemahkan, penerjemah harus memperhatikan dengan baik makna sesungguhnya yang dimaksud oleh tanda tersebut.

Untuk lebih amannya, bisa saja diterjemahkan dengan kata “dan/atau”. Dengan cara tersebut, apa pun makna tanda titik di tengah, akan dapat terwakili terjemahannya.

3. Setia dengan alfanumerik bita ganda

Mungkin ini adalah kesetiaan yang paling sering ditemukan dalam penerjemahan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Alasannya adalah karena hurufnya sendiri sudah ditulis dalam huruf latin sehingga merasa tidak perlu untuk dituliskan kembali.

Contoh penulisan dengan alfanumerik bita ganda adalah seperti di bawah ini:

  • sampel
  • FY2020
  • Tokyo 2020

Penulisan dengan cara tersebut akan membuat huruf dan angka lebih lebar dari biasanya. Alfanumerik bita ganda tidak digunakan dalam pengetikan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sekalipun tidak salah, akan lebih baik jika diketik ulang dengan menggunakan alfanumerik bita tunggal demi estetika penulisan.

  • sampel → sampel
  • FY2020  → FY 2020
  • Tokyo 2020 → Tokyo 2020

Demikian beberapa bentuk ‘kesetiaan’ berlebihan yang sering ditemukan dalam penerjemahan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Dengan lebih banyak ‘menyeleweng’ ke arah bahasa Indonesia, penerjemahan pun akan menjadi lebih berterima, baik secara makna maupun secara pedoman penulisan.

tips

Sumber Referensi untuk Mencari Padanan Terjemahan

Menerjemahkan bukan sekadar mengganti bahasa sumber menjadi bahasa sasaran. Hal yang paling utama dalam menerjemahkan adalah mencari padanan yang berterima dalam bahasa sasaran.

Seiring dengan perkembangan zaman, istilah-istilah dalam berbagai bahasa juga semakin bertambah. Misalnya, pada awal tahun 1900, masih belum ada yang mengenal istilah-istilah di bidang teknologi informasi.

Bahasa akan selalu berkembang. Oleh karena itu, penting bagi penerjemah untuk bisa mengikuti perkembangan bahasa. Ada istilah-istilah baru yang harus dibuatkan padanannya oleh penerjemah. Namun, tidak sedikit juga istilah-istilah baru yang sudah dibuatkan padanannya oleh orang lain.

Photo by Miguel Á. Padriñán on Pexels.com

Di bawah ini adalah beberapa sumber referensi yang dapat menjadi tempat untuk menjadi padanan terjemahan bahasa Jepang-Indonesia.

1. Wikipedia

Situs web yang satu ini boleh dibilang sebagai ‘musuh’-nya dosen. Tidak sedikit dosen yang melarang mahasiswa untuk menjadi Wikipedia sebagai sumber referensi. Namun, situs ini justru sangat berguna bagi penerjemah. Bayangkan, artikel dalam satu bahasa, dapat langsung dibaca dalam bahasa lain hanya dengan sekali klik.

Situs ini baik untuk mencari referensi padanan nama hewan, tanaman, atau peristiwa.

2. Situs resmi pemerintah

Jumlah warga negara Indonesia di Jepang tidak termasuk dalam lima besar. Jumlahnya kalah jauh dari Filipina dan Vietnam yang sama-sama berasal dari Asia Tenggara. Meskipun begitu, beberapa situs resmi pemerintah Jepang memuat tulisan atau pengumuman yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Salah satu contohnya adalah Ministry of Heath, Labor, and Welfare (MHLW) yang menerjemahkan informasi mengenai bantuan pemerintah bagi yang terdampak Covid-19 (https://www.mhlw.go.jp/content/000632261.pdf).

Situs-situs pemerintah sangat baik untuk mencari padanan mengenai kebijakan pemerintah.

3. Situs organisasi resmi

Tidak hanya pemerintah, organisasi atau lembaga yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia juga umumnya menerjemahkan tulisan atau pengumuman ke dalam bahasa Indonesia.

Salah satu contohnya adalah Japan Internasional Trainee & Skilled Worker Cooperation Organization (JITCO). Mereka adalah organisasi yang mengurus pemagang di Jepang dan menerbitkan buku pegangan bagi pemagang yang salah satunya telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia (https://www.jitco.or.jp/download/data/jissyuseiteyou_Indonesia.pdf).

Situs-situs organisasi resmi sangat baik untuk mencari padanan mengenai istilah yang berhubungan dengan bidang yang dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut.

4. Situs informasi wisata

Sama halnya dengan warga negara Indonesia di Jepang, sebenarnya jumlah wisatawan Indonesia ke Jepang bukanlah yang terbesar. Bahkan tidak masuk dalam 10 besar. Namun, pertumbuhan jumlah wisatawan dari Indonesia ke Jepang yang tinggi mungkin menjadi alasan untuk menyediakan informasi dalam bahasa Indonesia.

Salah satunya adalah situs web Live Japan (https://livejapan.com/id/). Selain objek wisata, situs seperti ini biasanya memuat juga artikel mengenai kebudayaan dan sejarah Jepang.

Situs-situs informasi wisata sangat baik untuk mencari padanan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, budaya, dan sejarah Jepang.

5. NHK World-Japan

NHK adalah stasiun penyiaran yang berada di bawah pemerintah Jepang. Selain saluran TV, lembaga ini juga memiliki saluran radio.

NHK World adalah salah satu divisi yang berperan untuk menyebarkan berita mengenai Jepang ke seluruh dunia dalam berbagai bahasa. Salah satunya adalah bahasa Indonesia (https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/id/). Berita-berita aktual di Jepang dapat dibaca dalam bahasa Indonesia. Selain itu, beberapa program TV juga dapat ditonton dengan teks bahasa Indonesia.

Situs NHK World-Japan sangat baik untuk mencari padanan terjemahan khususnya untuk hal-hal yang bersifat aktual.

Itu adalah beberapa situs web yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk mencari padanan terjemahan Jepang-Indonesia. Semoga bermanfaat ^^

tips

Tips Menerjemahkan Orang yang Bicaranya Panjang: Metode PREP

Dalam tulisan sebelumnya, saya berbagi tips menerjemahkan dengan menggunakan metode deduksi ala Sherlock Holmes. Dalam tulisan kali ini, saya hendak berbagi tips lain untuk menerjemahkan orang yang bicara panjang, yaitu menerjemahkan dengan metode PREP.

Metode PREP adalah sebuah metode yang biasa digunakan dalam presentasi. PREP adalah singkatan dari Point (kesimpulan), Reason (alasan), Example (contoh), dan Point (kesimpulan). Metode presentasi ini biasa diajarkan dalam pelatihan bagi level manajerial untuk meningkatkan kemampuan presentasi.

Saya merasa metode ini dapat digunakan juga dalam penjurubahasaan, khususnya bagi orang Jepang karena mereka cukup mengenal metode penyampaian seperti ini. Metode ini dapat digunakan khusus dalam situasi yang membutuhkan jawaban “Ya atau tidak”, “Bisa atau tidak”, “Kapan”, “Di mana”, atau jawaban-jawaban spesifik lainnya, tetapi disampaikan secara panjang lebar sebelum mendapatkan jawaban yang  diinginkan.

Sama seperti yang telah disampaikan dalam tulisan sebelumnya, pada prinsipnya jurbah tetap harus menerjemahkan sesuai dengan yang disampaikan dengan pembicara. Namun, untuk mencapai tujuan penerjemahan berupa menyampaikan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, metode ini dapat digunakan. Perlu DIPERHATIKAN bahwa tips ini HANYA dapat digunakan untuk situasi yang telah disebutkan di atas.

Sesuai dengan namanya, menerjemahkan dengan metode ini dimulai dengan menyampaikan kesimpulan. Misalnya, A bertanya kepada B, apakah B dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh A secara tepat waktu. Kemudian, B menjawab secara panjang lebar terlebih dahulu sampai pada akhirnya mengatakan bahwa tidak bisa.

Photo by Ann H on Pexels.com

Pada saat menerjemahkan, jurbah menyampaikan terlebih dahulu bahwa B tidak bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu, lalu menerjemahkan alasannya sesuai dengan yang dikatakan oleh B, dan ditutup kembali dengan kesimpulan bahwa B tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu.

Dengan menerjemahkan menggunakan metode ini, A dapat segera memperoleh jawaban yang diinginkan tanpa harus menunggu “2 kali”, yaitu penjelasan dari B dalam bahasa sumber dan terjemahannya.

Sama juga dengan metode deduksi ala Sherlock Holmes, ada baiknya jurbah memberi tahu terlebih dahulu bahwa akan menyampaikan kesimpulannya sebelum menerjemahkan. Misalnya dengan mengatakan, “Saya akan sampaikan dahulu jawaban (kesimpulan) dari pertanyaannya, yaitu….”

Mengulang lagi yang telah disampaikan di awal, metode ini cocok untuk menerjemahkan situasi yang membutuhkan jawaban “Ya atau tidak”, “Bisa atau tidak”, “Kapan”, “Di mana”, atau jawaban-jawaban spesifik lainnya, tetapi disampaikan secara panjang lebar sebelum mendapatkan jawaban yang  diinginkan. Jurbah juga perlu untuk menyampaikan terlebih dahulu bahwa akan menerjemahkan dengan dimulai dari kesimpulannya.

 Semoga tips ini bermanfaat ^_^

tips

Tips Menerjemahkan Orang yang Bicaranya Panjang: Deduksi ala Sherlock Holmes

Juru bahasa (jurbah) memiliki peran untuk menjembatani komunikasi antara dua pihak yang berbicara menggunakan bahasa yang berbeda. Pada dasarnya, seorang jurbah tidak dapat mengatur tempo, gaya bicara, aksen, maupun durasi pembicaraan dari kedua pihak.

Di antara faktor-faktor tersebut, durasi bicara adalah salah satu faktor yang dapat ditanggulangi dengan menggunakan teknik note-taking. Namun, timbul lagi pertanyaan. Bagaimana jika pembicaraannya tidak hanya panjang, tetapi juga temanya melompat-lompat, berputar-putar, alurnya maju mundur, dan tidak jelas maksud utamanya?

Pada prinsipnya, jurbah tetap harus menerjemahkan sesuai dengan yang disampaikan dengan pembicara. Namun, mengingat tujuan dari penerjemahan adalah menyampaikan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, tips ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam tulisan kali ini, saya coba hendak berbagi tips untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Namun, perlu DIPERHATIKAN bahwa tips ini HANYA dapat digunakan untuk situasi yang telah disebutkan di atas.

Saya menyebut metode ini sebagai metode deduksi ala Sherlock Holmes. Saya menyebutnya seperti itu karena caranya mirip dengan cara Sherlock dalam menarik kesimpulan untuk menemukan pelaku kejahatan. Ini adalah kutipan dari novel Sherlock Holmes yang berjudul The Adventure of  The Sign of Four:

Once you eliminate the impossible, whatever remains, no matter how improbable, must be the truth. 

(Kalau kamu menyingkirkan yang mustahil, apa pun yang tersisa, betapa pun yang mustahil, adalah kebenaran)

Ini yang menjadi petunjuk untuk menerjemahkan ala detektif fiksi yang terkenal dengan topi uniknya itu. Seperti yang telah disampaikan di awal, jurbah tetap harus membuat catatan agar tidak lupa mengenai apa yang telah dikatakan oleh pembicara. Namun, pada saat menerjemahkan, singkirkan satu per satu hal-hal yang kelihatannya tidak berhubungan. Dengan cara tersebut, seharusnya jurbah dapat menemukan “kebenaran” (dibaca: pesan) sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh pembicara.

Setelah menemukannya, susun beberapa pesan tersebut agar dapat terjalin menjadi suatu cerita yang berkesinambungan. Caranya, pertama dengan menyusun alur waktu yang bersifat maju. Kedua, gunakan kata sambung antarkalimat. Ketiga, sisipkan kalimat keterangan tambahan jika topiknya berubah. Terakhir, tambahkan kalimat tambahan penutup untuk memberi tahu pendengar bahwa terjemahan telah selesai.

Sebelum menerjemahkan dengan metode ini, ada baiknya juga untuk memberi tahu terlebih dahulu bahwa terjemahan yang akan disampaikan adalah berupa kesimpulan. Contohnya dengan mengucapkan, “Sebelumnya mohon maaf, saya akan mencoba menerjemahkan dengan menyimpulkannya.”

Secara teori, seharusnya jurbah tidak boleh melakukan hal tersebut. Namun, kembali lagi pada tujuan penerjemahan. Tentunya pendengar sudah tidak sabar untuk mendengarkan terjemahannya selama menunggu pembicara selesai berbicara. Jika kemudian terjemahannya disampaikan dengan sama-sama tidak jelas inti pembicaraannya, kemungkinan besar komunikasi antara kedua pihak akan semakin tidak berhubungan.

Sekali lagi untuk diingat, metode ini HANYA dapat digunakan jika pembicara berbicara dengan panjang lebar, topiknya melompat-lompat, dan tidak jelas arah pembicaraannya. Untuk dapat menyimpulkan arah pembicaraan, jurbah harus mengetahui konteks dan latar belakang pertemuan kedua belah pihak. Dengan begitu, jurbah dapat menemukan kalimat-kalimat tambahan yang sesuai untuk membuat terjemahannya memiliki pesan yang jelas.

Semoga tips ini bermanfaat ^_^