Dalam tulisan sebelumnya, saya berbagi tips menerjemahkan dengan menggunakan metode deduksi ala Sherlock Holmes. Dalam tulisan kali ini, saya hendak berbagi tips lain untuk menerjemahkan orang yang bicara panjang, yaitu menerjemahkan dengan metode PREP.
Metode PREP adalah sebuah metode yang biasa digunakan dalam presentasi. PREP adalah singkatan dari Point (kesimpulan), Reason (alasan), Example (contoh), dan Point (kesimpulan). Metode presentasi ini biasa diajarkan dalam pelatihan bagi level manajerial untuk meningkatkan kemampuan presentasi.
Saya merasa metode ini dapat digunakan juga dalam penjurubahasaan, khususnya bagi orang Jepang karena mereka cukup mengenal metode penyampaian seperti ini. Metode ini dapat digunakan khusus dalam situasi yang membutuhkan jawaban “Ya atau tidak”, “Bisa atau tidak”, “Kapan”, “Di mana”, atau jawaban-jawaban spesifik lainnya, tetapi disampaikan secara panjang lebar sebelum mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Sama seperti yang telah disampaikan dalam tulisan sebelumnya, pada prinsipnya jurbah tetap harus menerjemahkan sesuai dengan yang disampaikan dengan pembicara. Namun, untuk mencapai tujuan penerjemahan berupa menyampaikan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, metode ini dapat digunakan. Perlu DIPERHATIKAN bahwa tips ini HANYA dapat digunakan untuk situasi yang telah disebutkan di atas.
Sesuai dengan namanya, menerjemahkan dengan metode ini dimulai dengan menyampaikan kesimpulan. Misalnya, A bertanya kepada B, apakah B dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh A secara tepat waktu. Kemudian, B menjawab secara panjang lebar terlebih dahulu sampai pada akhirnya mengatakan bahwa tidak bisa.

Pada saat menerjemahkan, jurbah menyampaikan terlebih dahulu bahwa B tidak bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu, lalu menerjemahkan alasannya sesuai dengan yang dikatakan oleh B, dan ditutup kembali dengan kesimpulan bahwa B tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Dengan menerjemahkan menggunakan metode ini, A dapat segera memperoleh jawaban yang diinginkan tanpa harus menunggu “2 kali”, yaitu penjelasan dari B dalam bahasa sumber dan terjemahannya.
Sama juga dengan metode deduksi ala Sherlock Holmes, ada baiknya jurbah memberi tahu terlebih dahulu bahwa akan menyampaikan kesimpulannya sebelum menerjemahkan. Misalnya dengan mengatakan, “Saya akan sampaikan dahulu jawaban (kesimpulan) dari pertanyaannya, yaitu….”
Mengulang lagi yang telah disampaikan di awal, metode ini cocok untuk menerjemahkan situasi yang membutuhkan jawaban “Ya atau tidak”, “Bisa atau tidak”, “Kapan”, “Di mana”, atau jawaban-jawaban spesifik lainnya, tetapi disampaikan secara panjang lebar sebelum mendapatkan jawaban yang diinginkan. Jurbah juga perlu untuk menyampaikan terlebih dahulu bahwa akan menerjemahkan dengan dimulai dari kesimpulannya.
Semoga tips ini bermanfaat ^_^