Penerjemah, Penerjemahan

Referensi Tentang Indonesia Dalam Bahasa Jepang

Idealnya penerjemah dan juru bahasa melakukan penerjemahan secara satu arah ke bahasa ibu. Untuk kasus orang Indonesia, bahasa ibunya adalah bahasa Indonesia. Namun, bukan berarti orang Indonesia tidak boleh menerjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Tantangannya terletak pada kealamian hasil terjemahan. Dalam tulisan ini, saya mencoba berbagi mengenai referensi tentang Indonesia yang ditulis dalam bahasa Jepang.

  1. Situs web Kedutaan Besar Jepang di Indonesia

Situs web Kedubes Jepang dapat menjadi salah satu referensi mengenai Indonesia karena situs ini secara rutin memberi pengumuman bagi warga Jepang yang tinggal di Indonesia. Istilah-istilah dalam bahasa Indonesia pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sehingga penerjemah dapat langsung menggunakannya.

Pengumuman dari Kedubes Jepang dapat dilihat di: https://www.id.emb-japan.go.jp/jakarta.html

2. Situs berita

Ada dua situs berita yang dapat dijadikan referensi, yaitu Jakarta Shimbun dan NNA. Pada dasarnya, untuk dapat membaca seluruh berita di kedua situs web tersebut adalah berbayar. Namun, keduanya menyediakan juga artikel yang dapat dibaca gratis. Setidaknya, judul beritanya masih dapat dilihat secara gratis sehingga masih dapat digunakan sebagai referensi.

Situs web Jakarta Shimbun: https://www.jakartashimbun.com

Situs web NNA: https://www.nna.jp/news/list?country=idr

3. Situs web JETRO

Dalam situs ini terdapat banyak informasi mengenai Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan ekonomi dan perdagangan.

Situs web JETRO mengenai Indonesia: https://www.jetro.go.jp/world/asia/idn/

Demikian beberapa referensi yang dapat digunakan dalam penerjemahan ke bahasa Jepang. Semoga bermanfaat.

Penerjemah

Pekerjaan Administratif: Pekerjaan yang Jangan Sampai Dilupakan oleh Penerjemah

Bekerja sebagai penerjemah memerlukan kemampuan untuk menerjemahkan. Kemampuan itu meliputi kemampuan bahasa asing dan bahasa ibu. Seperti halnya pekerja profesional lain, penerjemah juga cenderung fokus untuk mengasah keterampilan teknisnya. Padahal, umumnya penerjemah bekerja secara mandiri yang artinya tidak memiliki staf atau anak buah.

Penerjemah adalah seorang wirausahawan juga. Oleh karena itu, penerjemah juga perlu mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif agar usahanya dapat berkembang dan berjalan dengan lancar. Dalam tulisan ini, saya mencoba untuk membahas mengenai beberapa pekerjaan administratif yang perlu dilakukan oleh penerjemah.

Membuat Faktur (Invoicing)

Di antara banyak pekerjaan administratif, saya inilah pekerjaan yang paling penting. Dengan menerbitkan faktur, berarti akan ada pemasukan. Faktur biasanya diterbitkan setelah pekerjaan selesai. Sangat jarang ada klien yang mau menggunakan sistem uang muka, apalagi jika klien adalah agensi penerjemahan.

Setiap klien memiliki tenggat pembayaran yang berbeda. Mulai dari yang satu minggu setelah menerima faktur hingga 60 hari setelah tanggal terakhir dari bulan terbitnya faktur. Oleh karena itu, penting juga untuk membuat jadwal uang masuk agar mengetahui berapa pendapatan yang akan diterima setiap bulannya. Dengan begitu, diharapkan penerjemah dapat mengontrol keuangannya dengan baik.

Melayani Pelanggan

Penerjemah hanya dapat bekerja jika memiliki klien. Oleh karena itu, melayani pelanggan adalah pekerjaan yang tidak boleh diabaikan. Jarang sekali ada pelanggan baru yang langsung memberikan pekerjaan. Umumnya mereka akan memulai dengan bertanya mengenai jasa yang diberikan, biaya, dan durasi pekerjaan. Jika cocok, barulah mereka akan memberikan pekerjaan.

Selain hasil pekerjaan, respons yang baik terhadap pelanggan juga menjadi salah satu faktor kepuasan pelanggan. Usahakan untuk menjawab pertanyaan pelanggan sejelas mungkin. Tidak jarang pelanggan memiliki permintaan khusus yang di luar lingkup pekerjaan penerjemah seperti merapikan tata letak dokumen. Sampaikan jika terdapat biaya tambahan untuk hal tersebut atau berikan alasan yang jelas jika hendak menolak permintaan khusus tersebut.

Membuat Jadwal

Berbeda dengan juru bahasa yang terikat oleh tempat dan waktu, penerjemah dapat menerima pekerjaan sebanyak apa pun. Hal yang harus diperhatikan tentunya tenggat penyerahan hasil terjemahan.

Agar tidak lupa, sebaiknya mencatat tenggat masing-masing di kalender. Saya biasa mencatat jadwal secara manual dan digital. Jadwal manual saya catat dengan menempelkan post it yang berisi nama proyek dan tenggat di kalender dinding. Sedangkan jadwal digital saya buat di aplikasi kalender yang berada di komputer dan disinkronisasikan dengan semua perangkat yang saya miliki seperti ponsel dan tablet.

Menulis Materi Blog dan Media Sosial

Pekerjaan ini mungkin sifatnya opsional. Namun, seperti yang telah ditulis di awal, penerjemah adalah wirausahawan juga. Membuat blog dan media sosial dapat menjadi sarana promosi untuk mendapatkan klien baru. Blog dan media sosial yang sudah dibuat tentunya tidak boleh dibiarkan kosong agar dapat terus eksis di dunia maya.

Pekerjaan ini cukup menyita waktu karena harus memikirkan ide mengenai materi yang akan dibuat. Di sisi lain, menulis materi blog dan media sosial dapat meningkatkan kemampuan untuk mengetik cepat, merangkai kalimat, dan berpikir logis yang pada akhirnya turut mendukung kemampuan untuk menerjemah.

Itulah beberapa pekerjaan administratif yang perlu dilakukan oleh penerjemah. Di perusahaan, bagian yang mengurusi administrasi bertugas untuk menopang kegiatan utama perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan di atas juga pada prinsipnya menopang pekerjaan sebagai penerjemah agar usahanya terus berkembang. Bedanya, penerjemah melakukan semua pekerjaan administratif tersebut sendirian, kecuali mau merekrut staf khusus.

Semoga tulisan ini bermanfaat ^^

Penerjemah, tips

Persyaratan Menjadi Penerjemah Bahasa Jepang-Indonesia

Memiliki kemampuan bahasa Jepang dapat dimanfaatkan menjadi penghasilan. Salah satu pilihannya adalah menjadi seorang penerjemah. Namun, bisa bahasa Jepang saja tidak cukup untuk menjadi penerjemah. Tulisan ini akan membahas mengenai tiga syarat utama untuk menjadi penerjemah bahasa Jepang.

1. Memiliki kemampuan bahasa Indonesia

Idealnya, penerjemah hanya melakukan penerjemahan secara satu arah, yaitu menerjemahkan ke dalam bahasa ibu. Artinya, jika penerjemahnya adalah orang Indonesia, idealnya penerjemahan hanya dilakukan ke dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, seorang penerjemah bahasa Jepang-Indonesia wajib untuk menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Penguasaan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada jumlah kosakata yang dikuasai, tetapi juga pengetahuan mengenai tata bahasa Indonesia.

Dua sumber utama untuk mempelajarinya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Keduanya telah tersedia secara daring sehingga mudah untuk dicari.

Tingkat kemampuan bahasa Indonesia juga dapat diukur dengan mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI). Memiliki sertifikat UKBI dapat menjadi nilai tambah bagi seorang penerjemah karena dapat menjadi tolak ukur yang objektif, khususnya bagi calon klien yang tidak dapat berbahasa Indonesia.

2. Memiliki kemampuan bahasa Jepang

Tingkat kemampuan bahasa Jepang yang ideal adalah setara dengan N1 dalam Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Namun, bukan berarti jika kemampuannya di bawah itu tidak dapat menjadi penerjemah.

Sama seperti halnya UKBI, JLPT adalah instrumen untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang. JLPT bisa menjadi tolak ukur calon klien untuk menilai kemampuan bahasa Jepang seorang penerjemah.

Semakin tinggi levelnya, maka semakin baik penguasaan bahasa Jepangnya. Hal itu berarti jumlah kosakata yang dikuasainya banyak, huruf kanji yang dapat dibacanya banyak, dan tata bahasa yang dikuasainya juga bersifat kompleks.  Memiliki level JLPT yang tinggi akan membantu penerjemah untuk cepat membaca teks sumber karena tidak perlu setiap saat mencari tahu cara bacanya di kamus atau internet.

3. Memiliki kemampuan menerjemahkan

Ini adalah kemampuan yang paling penting untuk dimiliki, yaitu kemampuan untuk menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Menerjemahkan tidak sama dengan sekadar mengganti kata-kata dalam bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Hal yang penting dalam penerjemahan adalah menyampaikan kembali pesan dalam bahasa Jepang dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Contoh sederhananya dapat dilihat dalam frasa 「お元気ですか」– Ogenki desuka. Setiap pembelajar bahasa Jepang pasti mengenal frasa tersebut. Jika hanya mengganti frasa tersebut ke dalam bahasa Indonesia, hasilnya pasti akan menjadi “Apakah sehat”.

Alasannya adalah karena 「元気」berarti “sehat” dan 「ですか」adalah kata tanya yang berarti “apa”. Padahal, pesan dalam frasa 「お元気ですか」adalah ingin mengetahui kabar dari lawan bicaranya. Dalam bahasa Indonesia, frasa yang sepadan dengannya adalah “Apa kabar?”

Kemampuan mencari padanan inilah yang disebut sebagai kemampuan menerjemahkan. Kemampuan ini baru dapat dimiliki jika telah menguasai dengan baik dua kemampuan yang telah disebutkan di atas. Kemampuan untuk menerjemahkan juga dapat diukur secara objektif. Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) telah menyelenggarakan Tes Sertifikasi Nasional (TSN) untuk pasangan bahasa Jepang-Indonesia sejak tahun 2019.

Demikian penjelasan mengenai persyaratan menjadi penerjemah bahasa Jepang-Indonesia. Jika merasa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, tidak ada salahnya untuk mencoba berkarier sebagai penerjemah. Cara-cara untuk mempromosikan diri sebagai penerjemah dapat membaca tulisan mengenai mempromosikan diri sebagai penerjemah aktif dan pasif. Selamat mencoba!

Interpreter, Penerjemah

Kepuasan Penerjemah, Bukan Berarti Kepuasan Pelanggan

Pada masa-masa awal menjadi juru bahasa (jurbah), saya pernah bekerja di sebuah pabrik komponen otomotif. Saya berusaha untuk menghafal istilah-istilah di pabrik tersebut karena sama sekali berbeda dengan latar belakang pendidikan saya.

Dalam suatu meeting, saya sangat senang karena dapat menerjemahkan semua dengan lancar. Ya, saya ingat semua istilahnya! Namun, saya perhatikan raut muka orang-orang tampak tidak puas. Padahal materi yang disampaikan bukanlah keluhan, melainkan berbagi informasi saja.

Sampai pada akhirnya, salah seorang memotong terjemahan saya dan berkata, “Maaf, bisa tolong sampaikan dengan lebih jelas? Saya dari tadi mendengar istilah yang asing semua. Coba diterjemahkan pakai bahasa yang biasa dipakai di sini.”

Beberapa tahun kemudian, saya menjadi penerjemah lepas komik. Saya berusaha menerjemahkan sebaik-baiknya agar sesuai dengan aslinya. Saya pun puas ketika berhasil menerjemahkan suatu istilah budaya Jepang ke dalam bahasa Jepang.

Setelah komik tersebut terbit, adik saya berkomentar, “Kalau yang baca pernah ke Jepang, mungkin bisa mengerti maksudnya. Kalau orang Indonesia pada umumnya pasti bingung dengan terjemahan ini.”

Ketika melanjutkan S2 dan mengikuti mata kuliah penerjemahan, almarhum Prof. Benny Hoed menjelaskan bahwa penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang berterima, bukan penerjemahan yang benar. Sekali pun hasil terjemahan benar sesuai dengan teks sumber, jika pembaca tidak memahaminya, hasil terjemahan itu tetap akan dinilai buruk oleh pembaca.

Itulah yang terjadi pada saya sebelumnya. Kedua pengalaman pribadi di atas adalah cerita tentang kepuasan saya karena telah menerjemahkan dengan benar. Saya hanya memikirkan diri saya dan sudah puas sebagai penerjemah karena berhasil menerjemahkannya. Sama seperti seorang mahasiswa yang berhasil menjawab soal ujian yang sulit. Saya tidak memikirkan bahwa ada orang yang akan membaca atau mendengarkan hasil terjemahan saya.

Proses penerjemahan bukan berakhir di tangan penerjemah atau jurbah, melainkan di tangan pembaca atau pendengarnya. Penerjemahan adalah sebuah jasa. Jika dilakukan dengan imbalan uang, berarti jasa tersebut adalah sebuah bisnis jasa profesional yang memiliki pelanggan. Agar bisnis dapat terus bertahan, pelaku bisnis harus memperhatikan kepuasan pelanggannya.

Dalam konteks jasa penerjemahan, kepuasan pelanggan dapat diukur dari keberterimaan hasil terjemahan. Pada contoh pengalaman saya yang pertama, saya berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal istilah-istilah yang digunakan di pabrik tersebut kebanyakan menggunakan bahasa Inggris dan Jepang. Pada contoh pengalaman yang kedua, saya berusaha untuk tidak mengubah istilah khas Jepang-nya. Padahal kebudayaan tersebut sangat asing di Indonesia.

Penerjemah atau jurbah harus mengetahui siapa pembaca atau pendengarnya. Dengan begitu, penerjemah atau jurbah dapat mencari strategi yang tepat agar hasil terjemahannya berterima. Bisa jadi dalam prosesnya membutuhkan upaya ekstra yang menguras waktu, tenaga, dan biaya. Namun, sekali lagi, semua itu adalah demi kepuasan pelanggan.

Penerjemah

Sepuluh Tahun Menjadi Penerjemah Komik!

Tahun 2020 ini, tidak terasa saya sudah menjadi penerjemah komik selama sepuluh tahun. Ada lebih dari 25 judul dengan lebih dari 150 volume yang sudah saya terjemahkan. Saya bersyukur masih terus dipercaya untuk tetap menerjemahkan komik-komik Jepang.

Awal mula mendapat pekerjaan ini dimulai dari ketidaksengajaan. Ketika itu, saya sedang berkunjung ke bazar buku di Jakarta yang diselenggarakan oleh Grup Kompas Gramedia untuk mencari novel. Saat sedang berkeliling, saya melihat ada banner yang memuat tentang lowongan pekerjaan di Kompas Gramedia. Ternyata, pada saat itu mereka mengadakan walk-in-interview juga.

Salah satu lowongan yang dibuka adalah editor komik. Saya sempat ragu untuk mencoba melamar. Alasan pertama adalah karena saya tidak membawa persyaratan seperti surat lamaran, pasfoto, dan sebagainya. Ya, tentu saja, karena niat saya memang mau membeli novel. Alasan kedua adalah karena ketika itu saya sudah bekerja di sebuah perusahaan Jepang. Saat itu tidak memiliki alasan khusus untuk pindah kerja.

Namun, melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan komik! Bukankah itu adalah pekerjaan impian!? Akhirnya, saya putuskan mencoba melamarnya. Saya langsung pulang ke Bogor untuk mencetak surat lamaran, pasfoto, dan menyiapkan persyaratan-persyaratan lainnya. Setelah itu, saya langsung pergi lagi ke arena bazar buku untuk mengikuti wawancara.

Wawancaranya singkat saja karena sifatnya walk-in-interview. Saya lulus sampai wawancara berikutnya di kantor Elex. Di akhir sesi, saya bertanya apakah mereka membuka lowongan untuk penerjemah komik juga dan kebetulan mereka sedang mencari. Sungguh suatu keberuntungan!

Singkat cerita, saya batal melamar menjadi editor dan memilih untuk melamar menjadi penerjemah komik lepas. Kemudian, saya mengikuti tes menerjemahkan komik di hari yang berbeda. Kurang lebih satu minggu kemudian, saya diberi tahu bahwa saya lulus tes dan resmi diterima sebagai penerjemah komik lepas.

Komik pertama yang saya terjemahkan berjudul Revolution No.3. Hanya satu volume, yaitu volume 3. Secara perlahan, jumlah judul yang saya terjemahkan semakin bertambah. Awalnya saya menerjemahkan sekitar 1-2 volume per bulan. Rekor terbanyak, saya pernah menerjemahkan sampai 7 volume per bulan.

Komik paling sulit yang pernah saya terjemahkan adalah Hikayat Genji atau judul aslinya Asakiyumemishi. Komik ini merupakan adaptasi dari novel tertua di dunia, yaitu Genji Monogatari. Kesulitannya adalah karena harus menerjemahkan waka atau puisi kuno yang ditulis dalam bahasa Jepang kuno.

Ketika itu editornya mengatakan tidak ada yang mau menerjemahkan komik tersebut karena bahasanya terlalu sulit. Saya sendiri awalnya enggan untuk menerimanya, tetapi saya pikir ini adalah kesempatan untuk mencoba yang orang lain tidak mau. Pada akhirnya, saya senang karena berhasil menerjemahkan komiknya sampai tamat walaupun ada ketidakpuasan karena merasa belum berhasil menerjemahkan waka yang muncul dengan baik.

Komik yang paling saya sukai adalah Bambino! dan Black Swindler karena saya memang membaca kedua komik tersebut. Saya sangat senang ketika ditawari untuk menerjemahkannya. Kedua komik ini pun sudah tamat.

Saat ini masih ada beberapa judul komik aktif yang saya terjemahkan. Salah satunya adalah Ajin. Di antara komik-komik yang pernah saya terjemahkan, mungkin ini adalah judul yang paling terkenal. Selain itu, ada juga A Meal Makes Her Forget. Komik ini bergenre kuliner yang selalu membuat saya berliur ketika menerjemahkannya.

Harapan saya ke depannya adalah bisa menerjemahkan juga komik Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Beberapa waktu yang lalu, saya membaca rubrik Sosok di Kompas tentang Andik Prayogo, pendiri re:ON Comics. Andik bercerita bahwa saat ini sudah ada beberapa komik Indonesia yang go internasional dan salah satunya terbit di Jepang. Semoga ke depannya pun akan ada semakin banyak komik Indonesia dan semoga saya bisa terlibat juga dalam penerjemahannya.

Penerjemah

Tidak Semua Dokumen Perlu Diterjemahkan Oleh Penerjemah Tersumpah

Selama menjadi penerjemah, salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan adalah apakah saya adalah penerjemah tersumpah. Jawabannya adalah bukan, saya bukan penerjemah tersumpah.

Biasanya, saya akan menanyakan kembali ke bahasa dokumennya akan diterjemahkan. Ini adalah pertanyaan yang sangat penting karena Jepang tidak mengenal sistem penerjemahan tersumpah. Secara otomatis, tidak ada penerjemah tersumpah dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang.

Photo by Ekrulila on Pexels.com

Sepanjang pengetahuan saya, penerjemahan tersumpah adalah sistem yang banyak digunakan oleh negara-negara di Eropa. Indonesia mengenal sistem ini karena pernah dijajah oleh Belanda sehingga ketentuan mengenai penerjemah tersumpah juga merujuk pada peraturan di zaman kolonial Belanda.

Dokumen-dokumen yang biasanya perlu diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah adalah dokumen-dokumen legal. Namun, tergantung dari tujuannya, tidak semua dokumen perlu diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah.

Umumnya, dokumen yang perlu diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah adalah dokumen yang akan diserahkan ke instansi pemerintah dan disyaratkan untuk diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Perlu diketahui bahwa tidak semua instansi pemerintah meminta terjemahan tersumpah. Contohnya, dokumen harga transfer ke kantor pajak, dokumen ini tidak perlu diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah.

Banyak yang menganggap bahwa dokumen yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah akan terjamin kualitas terjemahannya. Ini adalah anggapan yang salah karena sumpah penerjemah sama sekali tidak menyinggung masalah kualitas. Salah satu sumpahnya adalah menerjemahkan tanpa mengurangi atau menambahkan maksudnya. Namun, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kualitas. Poin ini lebih menekankan bahwa penerjemah dapat dibawa ke pengadilan jika terdapat kesalahan dalam penerjemahannya.

Untuk menilai kualitas penerjemah, lebih baik untuk meminta penerjemah memberikan contoh hasil terjemahan atau memintanya menerjemahkan sebagian dari dokumen yang akan diterjemahkan. Ini adalah cara yang biasa dilakukan oleh agensi penerjemah ketika hendak merekrut penerjemah lepas.

Jika memang harus menggunakan jasa penerjemah tersumpah, perhatikan juga bahwa biayanya akan lebih mahal dari penerjemah biasa. Alasan bukan hanya karena kualifikasinya, tetapi karena terjemahan harus dicetak dan distempel serta ditandatangani setiap halamannya sebagai bukti bahwa terjemahannya adalah terjemahan tersumpah. Biasanya penerjemah akan membebankan juga biaya cetak tersebut ke dalam jasanya.

Berdasarkan uraian di atas, perhatikan hal-hal berikut ketika hendak menerjemahkan dokumen oleh penerjemah tersumpah:

  • Apakah bahasa sasaran memiliki sistem penerjemahan tersumpah?
  • Apakah dokumennya disyaratkan untuk diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah?

Bagi yang membutuhkan penerjemah tersumpah, silakan mencarinya di Direktori Penerjemah HPI.

Semoga tulisan ini dapat menjadi referensi.

Penerjemah

Menilai Kompetensi Penerjemah Bahasa Jepang

Idealnya sebuah profesi memiliki suatu pedoman kompetensi yang objektif agar orang awam dapat mengukur kemampuan yang bersangkutan. Hal yang sama juga berlaku bagi profesi penerjemah. Terlebih lagi pengguna jasa harus percaya bahwa kata-kata atau tulisannya akan disampaikan dengan benar oleh sang penerjemah.

Saat ini boleh dikatakan tidak ada suatu ujian untuk mengukur kompetensi penerjemah pasangan bahasa Jepang-Indonesia. Dulu pernah ada Ujian Kompetensi Penerjemah (UKP).  Ujian ini terdiri dari ujian teks hukum dan teks umum. Peserta yang lulus ujian teks hukum dengan nilai tertentu (saya tidak tahu persis kriterianya) akan diberi surat keputusan sebagai penerjemah bersumpah. Sayangnya ujian ini sudah vakum cukup lama dan tidak diketahui kapan akan diselenggarakan kembali.

Lalu, bagaimana caranya untuk mengukur kompetensi seorang penerjemah bahasa Jepang? Cara yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan mengukur kompetensi bahasa Jepang dan Indonesia sang penerjemah tersebut. Walaupun kemampuan berbahasa yang baik tidak berarti orang tersebut memiliki kemampuan menerjemahkan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan penerjemah tersebut.

Kemampuan bahasa Indonesia dapat diukur melalui Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara kemampuan bahasa Jepang dapat diukur dengan Japanese Languange Proficiency Test (JLPT).

Saya sendiri tentu menginginkan ada sebuah lembaga di Indonesia ataupun di luar negeri yang menyelenggarakan ujian kompetensi bagi penerjemah pasangan bahasa Jepang-Indonesia. Selain untuk mengukur kemampuan diri sendiri, saya pun ingin agar pengguna jasa merasa yakin ketika mereka menggunakan jasa saya.

Saya berharap semoga UKP dapat diselenggarakan lagi dalam waktu dekat.

Penerjemah

Penerjemah Bahasa Jepang Tersumpah

Penerjemah tersumpah adalah seorang penerjemah yang lulus dalam Ujian Kemampuan Penerjemah (UKP) untuk teks hukum dan memiliki surat keputusa (SK) serta diambil sumpahnya oleh Gubernur. Oleh karenanya, penerjemah tersumpah biasanya diperlukan ketika perlu untuk menerjemahkan dokumen-dokumen legal seperti surat perjanjian, akta kelahiran, akta nikah dan dokumen-dokumen berkekuatan hukum lainnya.

Perlu diketahui bahwa seorang penerjemah tersumpah adalah penerjemah untuk dokumen tertulis dan bukan untuk penerjemahan lisan. Sangat disayangkan bahwa UKP untuk menjadi seorang penerjemah tersumpah sudah tidak dilaksanakan lagi sejak sekitar tahun 2012. Oleh karena itu, tidak ada lagi penerjemah tersumpah yang baru pada saat ini.

Jika anda memerlukan penerjemah tersumpah bahasa Jepang, maka anda dapat mencarinya melalui Direktori Penerjemah Himpunan Penerjemah Indonesia. Caranya adalah sebagai berikut:

  1. Masuk ke dalam situs Direktori Penerjemah HPI

Capture

2. Kemudian pilih “Translator” pada bagian “Profession”

Capture1

3. Pada bagian “Languange pair”, pilih bahasa yang akan diterjemahkan pada bagian “Source”. Contohnya, jika ingin menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, maka pilih “Japanese” pada bagian “Source” dan pilih “Indonesian” pada bagian “Target”.

Capture1

4. Pilih “Sworn translator”

Capture2

5. Kemudian klik “Browse” yang berada di paling bawah laman.

Capture3

6. Hasil akan muncul penerjemah tersumpah Bahasa Jepang.

hasil

Hasil pencarian tersebut terbatas pada penerjemah yang terdaftar sebagai anggota HPI. Untuk saat ini memang hanya ada 1 orang penerjemah tersumpah bahasa Jepang saja. Mudah-mudahan ke depannya ujian untuk menjadi penerjemah tersumpah dapat diadakan lagi agar semakin banyak penerjemah bahasa Jepang yang dapat menjadi penerjemah tersumpah.

Penerjemah

Penerjemah Bahasa Jepang Untuk Negosiasi Bisnis

Saat ini Jepang sedang gencar-gencarnya untuk mempromosikan teknologi yang dimilikinya ke luar negeri. Walaupun Jepang gagal bersaing dengan Tiongkok dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, hal tersebut tidak membuat perusahaan-perusahaan Jepang untuk berhenti mempromosikan keunggulan teknologinya.

Pemerintah Jepang, khususnya pemerintah daerah di tingkat prefektur (setingkat dengan provinsi di Indonesia) sangat gencar untuk membantu perusahaan-perusahaan yang ada di wilayahnya untuk melakukan promosi di luar negeri.

IMG_0052

Metode promosi yang dilakukan adalah dengan mengadakan acara yang biasanya disebut dengan business matching. Dalam acara tersebut, pemerintah prefektur di Jepang akan membawa beberapa perusahaan unggulan di daerahnya untuk dipertemukan dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Tujuan perusahaan Jepang yang ikut serta di dalamnya bermacam-macam, ada yang hanya ingin menjual produknya saja, ada juga yang ingin mencari mitra bisnis untuk membuat perusahaan patungan di Indonesia dan ada juga yang justru mencari perusahaan Indonesia sebagai pemasok mereka.

Business matching ini tentunya tidak akan berjalan lancar jika komunikasi antara perusahaan Jepang dan Indonesia tidak berjalan dengan lancar. Seorang penerjemah yang paham akan bisnis di Jepang dan Indonesia dapat menjembatani komunikasi tersebut agar kebutuhan dari kedua belah pihak dapat diketahui oleh masing-masing.

Bagi yang membutuhkan penerjemeh bahasa Jepang untuk negosiasi bisnis, silakan untuk menghubungi saya melalui email di: me@hanifcahyono.com

Penerjemah

Penerjemah Bahasa Jepang Untuk Masalah Ketenagakerjaan

Jepang merupakan salah satu negara sahabat yang penting bagi Indonesia. Sekalipun Jepang pernah menjajah Indonesia, tidak sedikit “balas budi” yang diberikan oleh Jepang kepada Indonesia seperti pemberian beasiswa, bantuan hibah hingga investasi.

Berdasarkan data dari JETRO, jumlah perusahaan Jepang di Indonesia per Maret 2014 adalah sebanyak 1496 perusahaan. Masih berdasarkan JETRO, masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan Jepang di Indonesia saat ini adalah semakin tingginya upah tenaga kerja.

Permasalahan seputar ketenagakerjaan memang sering didengar akhir-akhir ini, terutama mengenai tuntutan kenaikan upah, pemutusan hubungan kerja (PHK) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Komunikasi yang baik antara pihak manajemen dan pekerja harus terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman di kedua belah pihak. Seorang penerjemah bahasa Jepang yang memahami masalah ketenagakerjaan dapat menjembatani komunikasi antara manajemen Jepang dengan pekerja Indonesia.

Bagi yang membutuhkan penerjemah bahasa Jepang untuk bidang ketenagakerjaan, dapat menghubungi saya melalui email di me@hanifcahyono.com