Tahun 2020 ini, tidak terasa saya sudah menjadi penerjemah komik selama sepuluh tahun. Ada lebih dari 25 judul dengan lebih dari 150 volume yang sudah saya terjemahkan. Saya bersyukur masih terus dipercaya untuk tetap menerjemahkan komik-komik Jepang.
Awal mula mendapat pekerjaan ini dimulai dari ketidaksengajaan. Ketika itu, saya sedang berkunjung ke bazar buku di Jakarta yang diselenggarakan oleh Grup Kompas Gramedia untuk mencari novel. Saat sedang berkeliling, saya melihat ada banner yang memuat tentang lowongan pekerjaan di Kompas Gramedia. Ternyata, pada saat itu mereka mengadakan walk-in-interview juga.
Salah satu lowongan yang dibuka adalah editor komik. Saya sempat ragu untuk mencoba melamar. Alasan pertama adalah karena saya tidak membawa persyaratan seperti surat lamaran, pasfoto, dan sebagainya. Ya, tentu saja, karena niat saya memang mau membeli novel. Alasan kedua adalah karena ketika itu saya sudah bekerja di sebuah perusahaan Jepang. Saat itu tidak memiliki alasan khusus untuk pindah kerja.
Namun, melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan komik! Bukankah itu adalah pekerjaan impian!? Akhirnya, saya putuskan mencoba melamarnya. Saya langsung pulang ke Bogor untuk mencetak surat lamaran, pasfoto, dan menyiapkan persyaratan-persyaratan lainnya. Setelah itu, saya langsung pergi lagi ke arena bazar buku untuk mengikuti wawancara.
Wawancaranya singkat saja karena sifatnya walk-in-interview. Saya lulus sampai wawancara berikutnya di kantor Elex. Di akhir sesi, saya bertanya apakah mereka membuka lowongan untuk penerjemah komik juga dan kebetulan mereka sedang mencari. Sungguh suatu keberuntungan!
Singkat cerita, saya batal melamar menjadi editor dan memilih untuk melamar menjadi penerjemah komik lepas. Kemudian, saya mengikuti tes menerjemahkan komik di hari yang berbeda. Kurang lebih satu minggu kemudian, saya diberi tahu bahwa saya lulus tes dan resmi diterima sebagai penerjemah komik lepas.
Komik pertama yang saya terjemahkan berjudul Revolution No.3. Hanya satu volume, yaitu volume 3. Secara perlahan, jumlah judul yang saya terjemahkan semakin bertambah. Awalnya saya menerjemahkan sekitar 1-2 volume per bulan. Rekor terbanyak, saya pernah menerjemahkan sampai 7 volume per bulan.
Komik paling sulit yang pernah saya terjemahkan adalah Hikayat Genji atau judul aslinya Asakiyumemishi. Komik ini merupakan adaptasi dari novel tertua di dunia, yaitu Genji Monogatari. Kesulitannya adalah karena harus menerjemahkan waka atau puisi kuno yang ditulis dalam bahasa Jepang kuno.
Ketika itu editornya mengatakan tidak ada yang mau menerjemahkan komik tersebut karena bahasanya terlalu sulit. Saya sendiri awalnya enggan untuk menerimanya, tetapi saya pikir ini adalah kesempatan untuk mencoba yang orang lain tidak mau. Pada akhirnya, saya senang karena berhasil menerjemahkan komiknya sampai tamat walaupun ada ketidakpuasan karena merasa belum berhasil menerjemahkan waka yang muncul dengan baik.
Komik yang paling saya sukai adalah Bambino! dan Black Swindler karena saya memang membaca kedua komik tersebut. Saya sangat senang ketika ditawari untuk menerjemahkannya. Kedua komik ini pun sudah tamat.
Saat ini masih ada beberapa judul komik aktif yang saya terjemahkan. Salah satunya adalah Ajin. Di antara komik-komik yang pernah saya terjemahkan, mungkin ini adalah judul yang paling terkenal. Selain itu, ada juga A Meal Makes Her Forget. Komik ini bergenre kuliner yang selalu membuat saya berliur ketika menerjemahkannya.
Harapan saya ke depannya adalah bisa menerjemahkan juga komik Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Beberapa waktu yang lalu, saya membaca rubrik Sosok di Kompas tentang Andik Prayogo, pendiri re:ON Comics. Andik bercerita bahwa saat ini sudah ada beberapa komik Indonesia yang go internasional dan salah satunya terbit di Jepang. Semoga ke depannya pun akan ada semakin banyak komik Indonesia dan semoga saya bisa terlibat juga dalam penerjemahannya.