Penerjemah

Bekerja Secara Profesional

“Saya sudah bekerja siang-malam. Bahkan sampai bergadang! Saya ini belum tidur. Masa tidak ada pengertiannya sama sekali, sih!”

Demikianlah keluhan yang pernah saya dengar dari sebuah vendor pada suatu rapat yang saya ikuti sebagai interpreter. Permasalahannya saat itu adalah vendor tersebut tidak dapat menepati batas waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Vendor tersebut sebenarnya sudah diberi tambahan waktu, akan tetapi tetap tidak dapat memenuhi janjinya. Alasannya adalah karena sibuk dengan pekerjaan lain juga. Akibatnya adalah pekerjaan yang sudah diterima tidak dapat diselesaikan karena harus mengerjakan beberapa pekerjaan secara bersamaan. 

Saya juga pernah mengalami menerima begitu banyak terjemahan dalam waktu yang bersamaan. Ingin rasanya menolak, tetapi rasanya sayang juga untuk menolak rejeki. Pada akhirnya saya menerima semua pekerjaan terjemahan tersebut. Namun tentu ada konsekuensinya: waktu untuk keluarga yang tersita, tidak ada istirahat dan kelelahan yang berkepanjangan setelah menyelesaikan semua pekerjaan tersebut.

Alasan saya memaksakan diri untuk memenuhi batas waktu adalah satu: demi profesionalisme. Orang mau membayar atas jasa terjemahan yang saya berikan. Jika mereka puas, mereka pun akan memberi saya lebih banyak pekerjaan lagi. Namun jika mereka kecewa, tentunya mereka tidak akan pernah memakai jasa saya lagi. Selain kualitas terjemahan, hal lain yang harus dipenuhi oleh penerjemah adalah menepati batas waktu yang telah ditentukan.

Ketika saya pertama kali membaca lowongan di penerbit komik pun, mereka mencantumkan salah satu persyaratannya adalah orang yang mampu memenuhi tenggat waktu. Ini menandakan bahwa pekerjaan penerjemah memang berpacu dengan waktu.

Berdasarkan pengalaman saya yang pernah sampai kepayahan, saya mulai mencoba mengatur pekerjaan-pekerjaan saya. Ketika ada pekerjaan interpreter, saya usahakan pada hari itu saya tidak menerjemahkan (translate) agar tidak terlalu lelah. Untuk pekerjaan translator, saya usahakan untuk memberi waktu yang cukup untuk menerjemahkan dan juga cadangan hari untuk berjaga-jaga apabila ada pekerjaan mendadak.

Saya selalu berusaha untuk menanyakan kapan kebutuhan tenggat waktu klien. Apabila mereka tidak perlu cepat-cepat, maka saya pun akan memberikan tenggat waktu yang sedikit lebih lama dari yang diperlukan.

Dengan mengatur waktu seperti itu, saya pun punya waktu yang cukup untuk istirahat di sela-sela menejemahkan. Bahkan apabila tiba-tiba datang permintaan mendadak pun, saya masih bisa melayaninya.

Intinya adalah penting bagi seorang penerjemah untuk bisa mengatur waktu kerjanya dan jangan memaksakan diri untuk menerima semuanya jika tidak mampu. Katakan tidak! (seperti iklan anti korupsi saja) jika memang tidak mampu. Negosiasikanlah dengan klien mengenai tenggat waktunya. Jika tetap tidak bisa, maka lebih baik lepaskan saja pekerjaan tersebut. Toh, pada akhirnya, rejeki tidak akan lari. Amiin

Tinggalkan komentar