Menerjemahkan adalah sebuah proses untuk menyampaikan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Bahasa sumber dan bahasa sasaran tidak selalu memiliki tata bahasa yang sama. Oleh karena itu, penerjemah harus menyesuaikan tata bahasa dalam bahasa sasarannya. Tujuannya adalah agar naskah terlihat ‘wajar’ ketika dibaca oleh pembaca bahasa sasaran. Inilah yang disebut dengan kewajaran bahasa.
Di bawah ini adalah contoh terjemahan yang biasa saya temukan:
2014年1月1日(水) diterjemahkan: 1 Januari 2014 (Rabu)
Terjemahan di atas adalah benar, tetapi tidak wajar. Mengapa? Karena di Indonesia, kita biasa menulis tanggal seperti di bawah ini:
Rabu, 1 Januari 2014
Ketidakwajaran seperti di atas biasa terjadi karena cenderung untuk mengikuti bentuk bahasa sumbernya dengan mengabaikan bahasa sasarannya. Padahal kualitas terjemahan akan dinilai dari bahasa sasarannya.
Ketika baru mulai menjadi penerjemah, saya juga sering terlalu fokus dengan tata bahasa Jepang. Bahkan sampai letak tanda baca (titik koma) dan tanda petiknya pun mengikuti pola dalam bahasa Jepang.
Tanda petik Jepang: 「 」
Penting bagi penerjemah untuk membaca kembali hasil terjemahannya. Tidak hanya untuk memeriksa salah ketik saja, tetapi juga untuk memastikan agar hasil terjemahannya terasa “wajar” ketika dibaca tanpa dibandingkan dengan sumbernya. Mohon diingat, menerjemahkan bukanlah mengganti bahasa sumber menjadi bahasa sasaran. Melainkan menyampaikan isi dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Mari kita sampaikan pesan yang benar dan wajar ^^
Mantap sensei…benkyou ni narimasu nee,,,